Kamis, 07 Januari 2010

Pelestarian Budaya Bangsa


Sejak ditetapkannya batik sebagai budaya asli Indonesia oleh dunia global maka kita sebagai warga negara harus bergembira karena budaya kita tidak dicuri oleh bangsa lain. Oleh karena itu ditetapkanlah 2 Oktober sebagai hari Batik. Selain itu, hari Jumat ditetapkan sebagai har batik dunia. Hal ini diberlakukan agar kita menghargai dan melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita mengingat banyak bangsa lain yang ingin mengklaim batik sebagai budaya mereka.
Sebagai generasi penerus bangsa, kita tidak boleh malu untuk memakai busana kebanggaan. Mungkin ada yang berpendapat kalau batik itu kuno dan tidak bagus untuk bergaul. Anda jangan salah sekarang banyak batik yang dimodifikasi dan tidak kalah saing dengan produk import. Terlebih,desainer-desainer telah memasarkan batik sebagai trendsetter di seluruh dunia.
Penanaman sikap nasionalisme harus ditamkan sejak kecil. Untuk itu banyak pula sekolah-sekolah yang membuat peraturan bagi pengajar dan siswa-siswinya untuk memakai seragam batik di hari tertentu. Ayo terus lestarikan budaya bangsa!

Rabu, 06 Januari 2010

Sendratari Ramayana


Sendratari Ramayana merupakan salah satu pertunjukan Jawa yang mengisahkan tentang percintaan ama dan Shinta. Pertunjukan ini menggunakan banyak penari sebagai lakonnya. Karena berhubungan dengan legenda dan mitos, sendratari ini sarat dengan hal magis. Berkut ini adalah sinopsis dari Sendratari Ramayana:



Pengantar
Prabu Janaka, Raja Kerajaan Mantili memiliki seorang puteri yang sangat cantik bernama Dewi Shinta. Untuk menentukan siapa calon pendamping yang tepat baginya, diadakanlah sebuah sayembara. Rama Wijaya, Pangeran dari Kerajaan Ayodya akhirnya memenangi sayembara tersebut.
Prabu Rahwana, pemimpin Kerajaan Alengkadiraja sangat menginginkan untuk menikahi Dewi Shinta. Namun, setelah mengetahui siapa Dewi Shinta, ia berubah pikiran. Ia menganggap bahwa Dewi Shinta merupakan jelmaan Dewi Widowati yang telah lama ia cari-cari.
Hutan Dandaka
Rama Wijaya beserta Shinta, istrinya, dan ditemani oleh adik lelakinya, Leksmana, sedang berpetualang dan sampailah ke Hutan Dandaka. Di sini mereka bertemu dengan Rahwana yang begitu memuja Dewi Shinta dan sangat ingin memilikinya. Untuk mewujudkan gagasannya, Rahwana mengubah salah satu pengikutnya bernama Marica menjadi seekor kijang yang disebut Kijang Kencana dengan tujuan memikat Shinta.
Karena tertarik dengan kecantikan kijang tersebut, Shinta meminta Rama untuk menangkapnya. Rama menyanggupi dan meninggalkan Shinta yang ditemani Leksmana dan mulailah dia memburu kijang tersebut.
Setelah menunggu lama, Shinta menjadi cemas karena Rama belum datang juta. Ia meminta Leksamana untuk mencari Rama. Sebelum meninggalkan Shinta, Leksmana membuat lingkaran sakti di atas tanah di sekeliling Shinta untuk menjaganya dari segala kemungkinan bahaya.
Begitu mengetahui bahwa Shinta ditinggal sendirian, Rahwana mencoba untuk menculiknya namun gagal karena lingkaran pagar pelindung yang menjaganya. Kemudian ia mengubah diri menjadi seorang Brahmana. Shinta jatuh kasihan terhadap Brahmana yang tua tersebut dan hal tersebut membuatnya keluar dari lingkaran pelindung. Akibatnya, Rahwana - yang menjelma menjadi Brahmana tua tersebut - berhasil merebut dan membawanya terbang ke Kerajaan Alengka.
Memburu Kijang
Rama berhasil memanah kijang yang dikejarnya, namun tiba-tiba kijang tersebut berubah menjadi raksasa. Terjadilah perkelahian antara Rama dengan raksasa tersebut. Raksasa tersebut akhirnya dapat dibunuh Rama menggunakan panahnya. Kemudian tibalah Leksama dan meminta Rama untuk segera kembali ke tempat di mana Shinta berada.
Penculikan Shinta
Dalam perjalanan ke Alengka, Rahwana bertemu dengan burung garuda bernama Jatayu. Mereka kemudian terlibat pertengkaran karena Jatayu mengetahui bahwa Rahwana menculik Dewi Shinta - yang adalah anak Prabu Janaka, teman dekatnya. Sayangnya, Jatayu berhasil dikalahkan oleh Rahwana saat mencoba membebaskan Shinta dari cengkeraman Rahwana.
Mengetahui bahwa Shinta tidak lagi berada di tempat semula, Rama dan Leksmana memutuskan untuk mencarinya. Dalam perjalanan pencarian tersebut, mereka bertemu dengan Jatayu yang terluka parah. Saat bertemu pertama kali tersebut, Rama mengira bahwa Jatayulah yang menculik Shinta sehingga ia berniat membunuhnya namun Leksmana mencegahnya. Jatayu menjelaskan apa yang terjadi sebelum akhirnya ia meninggal.
Tidak lama kemudian, seekor kera putih bernama Hanoman tiba. Ia diutus oleh pamannya, Sugriwa, untuk mencari dua pendekar yang mampu membunuh Subali. Subali adalah serang yang suci dan telah mengambil Dewi Tara, wanita kesayangan Sugriwa. Setelah dipaksa, akhirnya Rama memutuskan untuk membantu Sugriwa.
Gua Kiskendo
Pada saat Subali, Dewi Tara dan anak lelakinya sedang berbincang-bincang, tiba-tiba datanglah Sugriwa dan langsung menyerang Subali. Sugriwa yang dibantu oleh Rama akhirnya mampu mengalahkan Subali. Sugriwa berhasil merebut kembali Dewi Tara. Untuk membalas kebaikan Rama, Sugriwa akan membantu Rama mencari Dewi Shinta. Untuk tujuan ini, Sugriwa mengutus Hanoman untuk mencaritahu mengenai Kerajaan Alengka.
Kemenakan Rahwana, Trijata, sedang menghibur Shinta di taman. Rahwana datang untuk meminta kesediaan Shinta menjadi istrinya. Shinta menolak permintaan tersebut. Hal ini membuat Rahwana kalap dan mencoba membunuhnya namun Trijata menghalanginya dan memintanya untuk bersabar. Trijata berjanji untuk merawat Shinta.
Saat Shinta merasa sedih, ia tiba-tiba mendengar nyanyian indah yang disuarakan oleh Hanoman, si kera putih. Hanoman memberi tahu Shinta bahwa ia adalah utusan Rama yang dikirim untuk membebaskannya. Setelah menjelaskan tujuannya, Hanoman mulai mencari tahu kekuatan seluruh pasukan Alengka. Ia kemudian merusak taman tersebut.
Indrajit, anak lelaki Rahwana, berhasil menangkap Hanoman namun Kumbokarno mencegahnya untuk membunuhnya dan Hanoman dijatuhi hukuman mati dengan cara dibakar. Namun saat dibakar, Hanoman berhasil lari dan justru membakar kerajaan dengan tubuhnya yang penuh kobaran api.
Segera setelah membakar kerajaan, Hanoman datang kepada Rama dan menjelaskan apa yang telah terjadi. Rama kemudian pergi ke Alengka disertai dengan pasukan kera. Ia menyerang kerajaan dan membuat pasukan Alengka kocar-kacir setelah Indrajit - sebagai kepala pasukan kerajaan - berhasil dibunuh.
Rahwana kemudian menunjuk Kumbokarno - raksasa yang bijaksana - untuk memimpin pasukan dan menyerang kerajaan Alengka. Namun kemudian Kumbokarno berhasil dibunuh oleh Rama dengan panah pusakanya. Rahwana mengambil alih komando dan mulai menyerang Rama dengan bala tentara seadanya. Rama akhirnya juga berhasil membunuh Rahwana. Dibawa oleh Hanoman, mayat Rahwana diletakkan di bawah gunung Sumawana.
Rama Bertemu Shinta
Setelah kematian Rahwana, Hamonan menjemput Shinta untuk dipertemukan dengan Rama. Namun Rama menolak Shinta karena ia berpikir bahwa Shinta sudah tidak suci lagi. Shinta kecewa dan untuk membuktikan kesetiaannya kepada suaminya, ia menceburkan diri ke dalam kobaran api dan membakar diri. Karena kesuciannya dan atas bantuan Dewa Api, ia tidak terbakar dan selamat. Hal tersebut membuat Rama bahagia dan akhirnya menerimanya kembali menjadi istrinya.

Selasa, 05 Januari 2010

Tradisi Berkabung Suku Borneo, Papua


Suku Boneo terdapat dibanyak tempat seperti di Malaysia, Brunei Darusalam, Kalimantan, Amerika, serta di Papua. Tentu saja mereka memiliki perbedaan kultur akibat kondisi geografis yang berbeda. Namun ada kesamaan,yaitu sama-sama bagian dari suku Dayak yang hidup di pedalaman.
Mereka bercocok tanam dan memelihara babi sebagai ternak utama,terkadang mereka memburu dan memetik dari hutan. Pola tinggalnya tetap dan berkelompok. Kultura mereka sarat dengan “pesta babi” secara simbol. Mereka terkadang mempunyai curiga kepada orang asing namun tidak sampai memunculkan sikap antipati.
Ada satu tradisi yang diterapkan dalam suku Borneo tersebut, sebagian dari adapt suku tersebut yaitu tradisi potong jari. Tradisi ini dilakukan apabila ada anggota keluarga yang meninggal. Pemotongan jari ini disimbolkan sebagai rasa sakit dan pedih akibat ditinggal pergi orang yang mereka sayang. Jari adalah symbol kesatuan, kebersatuan, dan kerukunan. Apabila salah satu jari hilang maka akan terasa sakit yang dikluarkan melalui luka dan perih. Sakit hati orang yang meninggal akan hilang seturut sembuhnya luka di jari anggota keluarga itu.
Selain itu adapula tradisi mandi Lumpur sebagai upacara berkabung. Setelah pemakaman dengan cara dikubur, anggota keluarga biasanya melakukan ritual mandi Lumpur karena mereka menganggap kalau orang yang meninggal telah kembali ke alam. Mereka berasal dari tanah dan telah kembali ke tanah.

Jumat, 23 Oktober 2009

Indonesia, Negara Pariwisata

Setiap Negara pasti memiliki kebanggaan tersendiri atas negaranya. Begitu juga dengan Indonesia yang kaya dengan keindahan panorama alamnya. Terletak di 6` LU- 11` LS dan 95` BT- 141` BT membuat iklim di Indonesia bersifat tropis. Indonesia yang diuntungkan dengan letaj geografisnya diantara dua samudera pun melengkapi keindahaan bahari Indonesia.
Pariwisata Indonesia sangat digemari oleh turis mancanegara maupun turis lokal. Hal ini tentu saja membanggakan Indonesia. Dengan luasnya Indonesia, para turis tidak perlu takut kehabisan tempat untuk melakukan traveling. Pulau-pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke memiliki keindahan dan eksotisme yang berbeda.
Kalau belum ke Bali berarti belum ke Indonesia. Setidaknya itu tanggapan para turis mencanegara. Wajar saja karena pantai Bali sangat indah dan memiliki kebudayaan yang kaya dengan unsure seni yang terbalut dengan unsure mistik. Itulah yang menjadikan Bali sebagai sasaran pariwisata. Bali terkenal dengan Pantai Kuta, Jimbaran dan Dreamland yang memiliki ombak yang tinggi. Selain itu adapula Tanah Lot dengan Pura airnya juga ada Danau Batur. Semua itu dapat kita temukan di Bali.
Tidak hanya Bali yang memiliki pantai yang sangat mengagumkan. Di Sumatera, tepatnya di Pulau Bangka terdapat pantai yang sangat indah dengan karang-karang yang menambah indah pantai itu. Bangka terkenal dengan Pantai Parai dan Tanjung Pesona.
Selain memiliki keindahan pantai, Indonesia juga memiliki Kawah Gunung yang sangat indah. Seperti Tangkupan Perahu dan Kawah Putih di Bandung yang sekarang ini menjadi incaran turis. Di Kawah Putih,misalnya air kawahnya dapat berubah warna akibat pengaruh sinar matahari. Di tepian kawah dapat ditemukan belerang yang dipercaya dapat menghilangkan penyakit kulit.
Indonesia tak hanya memiliki keindahan alam seperti yang diatas. Adapula buatan manusia yang memiliki nilai seni yang tinggi. Di Jakarta,contohnya, kota ini memiliki keunggulan karena menjadi Ibu Kota Negara. Di tegah kota terdapat Monas,lambing kota Jakarta yang didesain oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Bentuk Monas serupa dengan lingga dan yupa.sebagai alat penumbuk padi masyarakat pra-sejarah.
Masih banyak tempat-tempat pariwisata yang ada di Indonesia yang tak kalah indah dengan negara lain. Visit Indonesia and get more miracle in there.

Jumat, 09 Oktober 2009

Pernikahan Adat Suku Jawa


Pernikahan adalah suatu bentuk ikatan yang dilakukan sepasang individu yang saling mencintai didalam hukum dan agama. Namun orang Timur menggangap pernikahan tidak hanya menyatukan dua orang melainkan dua keluarga besar sehingga saat ingin menikah harus ada izin dari kedua belah keluarga. Setiap suku memiliki cara yang berbeda dalam urusan pernikahan.
Sebelum diadakan pernikahan,harus ada satu tahap yang dibamakan lamaran, dimana pihak lelaki dan keluarga dating menemui pihak wanita dengan membawa seserahan untuk calon istri dan menentukan tanggal pernikahan. Tentu saja dalam menentukan tanggal harus ada perhitungan menurut tanggalan Jawa.
Setelah menentukan tanggal pernikahan, tiga hari sebelum pernikahan calom mempelai tidak boleh bertemu. Proses inilah yang dinamakan pingitan. Pada hari terakhir pingitan atau sehari sebelum pernikahan, mempelai wanita harus melakukan ritual siraman. Makna dari proses siraman adalah orang tua mempelai wanita melepas anaknya untuk menikah dengan lelaki pilihannya. Proses ini adalah proses pembersihan dan pelepasan.
Pada awal prosesi, ayah mempelai wanita memasang janur diatas pintu. Setelah itu, calon mempelai meminta ijin ( sungkem ) pada anggota keluarga yang lebih tua lau menuju bilik penyiraman. ayah dah ibunya berganitian menuangkan air siraman yang berisi campuran air bunga tujuh rupa yang diisi dalam gentong besar lalu dilanjutkan oleh tetua lainnya. Setelah itu,mempelai membilas tubuhnya dengan air kendi dan kendinya dipecahkan oleh ayah mempelai.
Mempelai lalu dibalut dengan kain putih dan digendong oleh ayahnya. Mempelai tersebut telah disucikan dan tidak keluar lagi sampai proes ini benar-benar selesai. Upacara siraman ditutup dengan penjualan dawet. Sang ayah memayungi ibu yang berjualan.tentu saja hanya berpura-pura. Uang yang berlaku berupa koin khusu upacara siraman. Dawet ini memiliki symbol kemakmuran dan kemudahan mendapat jodoh. Orang yang memakan dawet niscaya akan mudah rezeki dan jodoh.
Pernikahan diawali dengan upacara keagamaan setelah itu baru diadakan ritual atau upacara adat. Pihak keluarga mempelai wanita dan pria saling berhadapan. Mempelai wanita memberikan wadah yang berisi telur untuk diinjak oleh calon suaminya. Setelah itu kedua mempelai diikat dengan ayah mempelai wanita dan berjalan ke pelaminan yang diikuti oleh seluruh keluarga. Makna proses ini yaitu sang ayah menghantar mereka menuju hidup berumah tangga dan pihak keluarga merestui pernikah mereka tersebut. Sesudah itu, pengantin menerima ucapan selamat dari para hadirin.
Upacara adat suku Jawa sangatlah unik karena selama prosesi harus menggunakan pakaian adapt Jawa, seperti kebaya,kemben dan blankon dan diiringi oleh musik kroncong dan dipandu oleh MC yang menggunakan bahasa Jawa resmi
.

Realita Kehidupan Sosial Indonesia

Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetap satu juga. Ini adalah gambaran universal kehidupan di Indonesia yang memiliki banyak suku bangsa dan melahirkan perbedaan kepercayaan dan kebudayaan. Mesti ditengai dengan asal usul yang berbeda tapi masyarakat tetap memgang prinsip persatuan dan tidak membedakan antarsuku maupun golongan. Persatuan dapat dirumuskan dalam tiga kata,yaitu kerja sama, simpati dan toleransi.
Rasa persatuan tersebut menuntut kerja sama dalam masyarakat. Sebagai contoh, gotong royong atau yang biasa dikenal sebagai kerja bakti dimana masyarakat sama-sama membangun atau merawat sarana dan prasarana yang menjadi milik umum seperti rumah ibadah, puskesmas ataupun jalan raya. Kegiatan ini tidak membedakan kaya-miskin ataupun orang hitam-orang putih namun semua berbaur untuk kepentingan bersama. Masyarakat Indonesia memegang prinsip “ dari kita, oleh kita, dan untuk kita ” dimana kita harus mematikan ego kita untuk bersatu dengan orang lain dalam bekerja dan menikmati hasil yang telah dirintis bersama.
Mahkluk sosial harus memiliki rasa simpati yang tinggi atas kebahagiaan atau kesusahan sesamanya. Masyarakat Indonesia terkenal dengan kekerabatannya yang kental. Sebagai contoh, membantu memasang tenda ketika tetangga ada yang meninggal ataupun meghadiri kitanan.
Dalam kemajemukan harus ditanamkan sikap toleransi antarSARA ( suku, ras, golongan, dan agama ) yang tinggi. Memberi ucapan selamat hari raya kepada umat yang berbeda keyakinan adalah salah satu contoh konkret akan toleransi beragama yang ada di Ibu Pertiwi ini. Ataupun berbagi ketupat seperti yang dilakukan umat Muslim saat Hari Raya Idul Fitri maupun masyarakat keturunan Cina yang memberikan kue keranjang saat merayakan Tahun Baru Cina.
Bersosialisasi dengan banyak orang tentu tidak mudah apalagi dengan orang yang berbeda kebudayaan dengan kita. Tapi satu hal yang harus tetap dipertahankan generasi pendatang Indonesia bahwa sudah sejak dulu, nenek moyang kita hidup berdampingan tanpa membedakan. Sekarang tinggallah tugas kita untuk melestarikan keunikan bangsa yang kita milki.